Social Icons

twitterfacebookgoogle plus

Sabtu, 06 November 2010

Letusan Gunung Merapi Membentuk Kawah 400 Meter


Erupsi Gunung Merapi yang terjadi beberapa kali, diperkirakan telah membentuk kawah berdiameter 400 meter yang berada di atas puncak Gunung Merapi. Kawah ini akibat dari letusan yang terjadi pada tanggal 4 November lalu hingga memperlebar diameter kawah sebelumnya.
Hal tersebut dikatakan R Sukhyar, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM kepada wartawan di Yogyakarta, Sabtu (6/11). Dikatakan, letusan awal tanggal 26 Oktober lalu, puncak Merapi telah membentuk kawah berdiameter 200 meter.
Namun demikian, dengan kekuatan letusan
yang terjadi secara beruntun selama beberapa waktu terakhir ini, maka kawah yang terbentuk tersebut menjadi semakin besar dan melebar.
Kekuatan letusan pada 4 November lalu, lanjut dia, diperkirakan mencapai 10 kali lipat dibandingkan saat pertama meletus di pertengahan Oktober. "Faktor inilah yang juga menjadikan diameter kawah yang terbentuk menjadi 2 kali lipat. Namun kami belum bisa memastikan luas kawah dan morfologi puncak karena Merapi masih tertutup kabut tebal," katanya.
Menurutnya, pemantauan secara visual di gunung Merapi saat ini memang tergolong lebih sulit. Pasalnya hingga saat ini kabut tebal masih terus menyelimuti.
Terlebih alat pemantau yang dipasang di tiga titik telah rusak terkena awan panas. Saat ini sendiri hanya terdapat satu seismometer yang dipasang di pos Plawangan.
Hal ini yang menyulitkan dalam memantau aktivitas Gunung Merapi, meski sampai hari ini kondisi Gunung Merapi masih bisa dipantau walau hanya dengan satu alat seismometer. "Pengamatan dan kemampuan analisis perkembangan aktivitas gunung tetap tidak terganggu. Namun kami akan tetap mengusahakan untuk menambah lagi alat yang telah rusak," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya menghimbau masyarakat agar terus waspada karena aktivitas Gunung Merapi masih tetap tinggi dengan radius aman 20 kilometer dari puncak.
Dijelaskan, berdasarkan pengamatan di lapangan, endapan awan panas yang dikeluarkan Gunung Merapi bisa mencapai jarak 12 kilometer di Kali Boyong dengan ketebalan hingga 10 meter.
Ancaman Gunung Merapi tidak hanya awan panas tetapi juga banjir lahar terutama saat terkena hujan. Untuk itu, warga yang ada di pinggiran sungai yang berhulu dari Gunung Merapi diminta selalu waspada.
Sebab, kata dia, jumlah material vulkanik hasil erupsi sejak 26 Oktober lalu hingga sekarang diperkirakan telah mencapai sekitar 100 juta meter kubik. Jumlah itu, lanjut dia, bila mengalir ke sungai tentunya sangat berbahaya.
Oleh karena itu, sejumlah alur sungai yang perlu dihindari dan diwaspadai adalah Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Krasak, Kali Senowo, Kali Trising dan Kali Apu.
Sementara Sabtu pagi kemarin sekitar pukul 08.44 WIB hingga pukul 10.00 WIB Gunung Merapi kembali menghembuskan awan panas hingga membuat relawan dari Batalyon Infanteri (Yonif) 403 WP, Brimobda DIY, SAR DIY serta FKPPI terpaksa lari tungganglanggang dan mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman.
Awan panas tersebut kembali keluar dari puncak Merapi mengarah ke timur dan Kali Gendol. Sementara posisi relawan hanya 50 meter dari arah semburan awan panas. Para relawan ini langsung kalang-kabut mencari perlindungan.
Saat itu, Susilo, koordinator tim evakuasi dari Brimobda DIY meminta kepada para relawan untuk terus memantau Handy Talki (HT). Tiba-tiba sinyal HT berbunyi kencang, tanda munculnya awan panas. "Semuanya balik. Turun ke bawah. Tapi jangan panik-jangan panik," teriaknya.
Awan panas tersebut keluar sekitar pukul 08.44 WIB. Hingga pukul 10.00 WIB, para relawan masih belum berani untuk kembali ke atas. "Kita pending dulu, situasi masih belum memungkinkan," jelas komandan evakuasi dari Yonif 403 WP, Kapten Wisnu Joko.
Wisnu menambahkan, jika kondisi sudah aman, maka pihaknya akan kembali melakukan evakuasi. Sasaran evakuasi masih sama, yakni dusun Gadingan. "Disana masih ada beberapa korban yang belum ditemukan. Makanya, kita upayakan hari ini bisa ditemukan semuanya," imbuhnya.
Namun hingga kemarin pihaknya masih kesulitan untuk mencari keberadaan para korban. Pasalnya, ada rumah yang katanya sudah kosong, namun justru ditemukan korban. "Jadi nanti setiap rumah akan kami telusuri. Tadi kita temukan korban di dalam rumah yang tergembok. Warga juga melaporkan jika rumah tersebut sudah mengungsi dan kosong, tetapi kenyataannya kami menemukan mayat di rumah tersebut," ujarnya.
posted :

http://suaramerdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel tips trick dan patch..all antivirus,software gratis serial number dan keygen..lengkap banget...